08.00
langit begitu gelap. seakan tak ingin memberi kesempatan pada sang surya untuk memberikan kehangatan pada bumi yang telah menggigil kedinginan. jalanan sepi. seperti tak ada kehidupan dimuka bumi ini. banjir telah menggenangi beberapa pelosok negri ini. membuat umat semakin didera kegelisahan dan panik yang berkepanjangan, berusaha mencari jalan untuk mengendalikan gejala alam ini meski tak ada yang dapat dilakukan. entah kapan hujan akan berhenti mengguyur jagad raya. tak ada kepastian.
sementara itu disudut kota yang gelap, Doni duduk terpaku dihadapan jendela kamarnya. entah apa yang dipikirkan oleh pria asal riau ini. seakan tak ada gairah hidup yang terpancar dimatanya sedikit pun. berbeda dengan enam bulan yang lalu. ketika ia baru saja memutuskan untuk merantau keJakarta dan meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja pada salah satu Bank swasta diJakarta. meskipun usianya telah menginjak angka 25, tak ada paksaan dari kedua orang tua dari pria kelulusan management UR ini untuk segera bekerja. namun karena melihat teman-temannya yang telah bekerja, Doni memutuskan untuk segera mengakhiri masa nganggurnya dengan mengikuti tes disalah satu bank swasta dijakarta. entah apa yang membuat hatinya memilih bank swasta diJakarta. namun apapun itu alasannya, Bu rina widjaya tak keberatan meski anak nya lulus dan bekerja dikota metropolitan itu.
dering telpon mengusir paksa lamunan doni. segera diraihnya ponsel yang berada diatas meja bundar tepat didepannya. dilihatnya nama penelpon dilayar ponselnya.ah, kenapa harus dia yang menelpon gerutu doni dalam hatinya. dengan perasaan tak berniat doni mengangkat panggilan diponselnya. "halo don, kamu dimana. .? kamu sakit. .? kenapa ga kekantor dua hari ini ?" bu ratih langsung mengintrogasi doni panjang lebar tanpa memberikan kesempatan pada doni untuk menjawab pertanyaannya satu persatu. bu ratih adalah atasan doni. umurnya 2 tahun diatas doni. namun meskipun telah berumur, ia belum juga menikah. mungkin dikarenakan patah hati sejak putus dari mantannya 4 tahun yang lalu bu ratih semakin enggan untuk hidup berumah tangga. namun sejak bertemu dengan doni, ia berubah. layaknya anak remaja yang baru mengenal cinta. bu ratih selalu mencari perhatian doni. mengajaknya makan siang, nonton dan masih banyak lagi meskipun tak terlalu mendapat respon positif dari doni. namun entah apa yang mendorongnya untuk selalu memberikan perhatian pada doni. mungkin itulah yang namanya cinta. membuat seseorang lupa akan sakit hatinya dan memberikan semangat baru dalam hidup ini.
"maaf bu. .saya kurang enak badan. .!" sahut doni setelah berakting seperti orang yang sedang menderita flu berat. padahal kondisi tubuhnya baik.baik saja. hanya hatinya yang sedang bermasalah. ia baru saja putus dari pacarnya 3 hari yang lalu. membuat doni seakan kehilangan separuh nyawanya. ella, wanita yang begitu dicintainya tak lagi bisa meneruskan hubungan mereka. ia telah dijodohkan oleh orang tuanya dengan anak bupati siak. meskipun tak dapat menerima keputusan ella, doni telah berusaha sekeras mungkin untuk tidak memikirkan mantan kekasihnya itu. namun cinta itu terlalu melekat dalam peraduan cintanya membuat ia terpuruk dalam keadaan yang sangat memilukan. nafsu makannya berkurang dan ia tak dapat memejamkan matanya dua hari belakangan ini. cinta memang kejam.
"oh, ya sudah. .kamu istirahat saja yang banyak. jangan lupa minum obat. nanti kalo saya ada waktu, saya akan menjenguk kamu. semoga lekas sembuh ya. .!" ujar bu ratih memperlihatkan perhatiannya pada doni. setelah pembicaraannya dengan bu ratih selesai, doni kembali menatap keluar jendela. kembali melamun mengenang kisah cintanya yang pilu. entah sampai kapan rasa sakit itu akan hilang. ia hanya bisa berdiam diri meski dianiaya oleh cintanya sendiri.
***
"yank, bangun. .udah pagi nih. .!"
tiba-tiba saja ella mengirim sms yang membuat doni kaget setengah mati. matanya tak bisa berkedip. ia menatap layar ponselnya dengan keraguan seakan tak percaya ella mengiriminya sms seperti itu. otaknya secepat kilat berfikir mencari apa alasan ella mengirim sms seperti itu. ia mencari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. mungkinkah ella salah mengirim sms ataukah ia tak sadar kalau hubungannya dengan doni telah berakhir. tapi bagaimana mungkin ia tak menyadari hal itu, bukankah ella sendiri yang mengakhiri hubungannya dengan menerima perjodohan dari orang tuanya. ah, aku tak perduli. batinnya
segera disingkirkan ponsel dari hadapannya dan kemudian melanjutkan tidurnya. ia tak ingin ambil perduli dengan apa yang terjadi barusan. baru saja mata indah itu akan terpejam, kembali ia teringat dengan sms ella yang beberapa menit dibacanya. kenapa hal itu bisa terjadi. doni kembali mencari jawaban yang mungkin dapat memuaskan hatinya. ia tak ingin terpuruk terlalu dalam dengan kembali membalas sms tersebut. segera ia me-nonaktifkan ponselnya. ia berharap dengan begitu ia terbebas dari perasaan yang tak menentu yang sedang melanda hatinya.
09.00
doni terbangun oleh kerasnya bunyi weaker. meskipun sebenarnya ia malas untuk beranjak dari tempat tidurnya, tapi perut telah terasa melilit sebab sudah 2 hari ini sesuap nasipun tak masuk kedalam perutnya. dengan rasa enggan dia bangkit dari kasur dan menuju kamar mandi. setelah tak sehelai benang pun menempel ditubuhnya, doni segera berendam didalam bathup. semilir wangi anggrek memenuhi seisi kamar mandi. membuat doni hanyut kedalam lamunan, merasakan ella ada disampingnya dan memandangnya dengan genit. membuat hatinya membludak dengan cinta dan nafsu. refleks tangannya merabai kejantanannya. memainkannya dengan penuh hasrat. tak kurang dari 15 menit doni mengejang dan berteriak mengerang sebelum akhirnya ia terkulai lemas didalam bathup. "ah, good jack. ."ujarnya pada alat vitalnya.
cuaca mulai panas. matahari bersiul riang diatas sana. menyinari bumi dengan sekuat tenaga, membuat daun-daun muda layu. doni membuka pintu depan dan menaruh kopinya dimeja kemudian ia beranjak beberapa meter dari teras dan kembali keteras dengan membawa koran. baru saja beberapa menit ia duduk dan membaca koran, tiba-tiba saja Honda-CRV berhenti tepat didepan rumahnya. dengan bersemangat ia segera membuka pagar dan membiarkan mobil tersebut masuk kehalaman kontrakannya. secepat kilat pemuda seusia doni keluar dari mobil dan menghampiri doni yang telah berdiri diteras. "hehey, udah sembuh keknya nih" goda ricko sebelum menarik kursi hingga berhadapan dengan kursi yang diduduki doni. seketika kesepian doni 3hari ini hilang disapu oleh canda riang ricko, teman sekantornya. doni sangat akrab dengan ricko. terlebih lagi sifat mereka hampir sama dan fisik merekapun tak jauh berbeda. tinggi, sawo matang, hidung mancung, dan sama-sama penggila sepak takraw.
tak terasa sudah hampir 3jam ricko berkunjung kerumah doni. berdiskusi mulai dari rumah makan baru dikantornya hingga seluk beluk tingkah laku karyawan-karyawan lain dikantor mereka setelah 4hari ditinggal doni. ricko seakan telah mengikis habis dingin yang menerkam hari doni. tak ingin berlama-lama dengan cerita yang seakan tak ada ujungnya, ricko mengajak doni keluar untuk makan siang. ***
Kamis, 24 Februari 2011
Langganan:
Postingan (Atom)